Thursday, October 3, 2013

Sejarah Reog Ponorogo


Reog merupakan salah satu kebudayaan di Indonesia yang masih terjaga eksistensinya hingga kini. Kesenian tradisional ini memiliki unsur mistik dan ilmu kebatinan yang kuat. Hal tersebut menjadikan daya tarik tersendiri. Sedangkan Ponorogo merupakan kota yang dianggap sebagai asal kesenian Reog. Pada gerbang kota Ponorogo, terdapat sosok Warok dan Gemblak yang merupakan dua sosok tokoh kesenian Reog yang selalu tampil pada saat pertunjukkan berlangsung.

Terdapat lima versi yang populer mengenai asal usul kesenian Reog ini, namun diantara kelima versi tersebut yang paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu yang merupakan abdi kerajaan pada masa kepemimpinan Bhre Kertabhumi di Kerajaan Majapahit pada abad ke-15. Pada masa itu Ki Ageng Kutu memberontak dan menyindir raja beserta kerajaannya melalui pertunjukkan kesenian Reog. Dalam pertunjukkan tersebut ditampilkan topeng berbentuk kepala singa dan disebut dengan nama Singa Barong yang melambangkan Sang Raja Kertabhumi. Sedangkan bulu-bulu merak yang tertancap di atas kepala Singa Barong dan menyerupai kipas raksasa melambangkan pengaruh kuat rekan Sang Raja yang berasal dari Cina. Sementara untuk tarian Jatilan yang diperankan oleh para penari Gemblak melambangkan kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit dan berbanding terbalik dengan kekuatan para Warok yang menjadi simbol dari kekuatan Ki Ageng Kutu sendiri dimana para Warok harus menopang topeng Singa Barong dengan berat mencapai 50 kilogram hanya dengan menggunakan giginya.

Kesenian Reog yang dipentaskan oleh Ki Ageng Kutu semakin populer di kalangan masyarakat saat itu sehingga hal tersebut membuat Raja Bhre Kertabhumi mengambil tindakan penyerangan ke perguruan Ki Ageng Kutu dan melarang melanjutkan pengajaran tentang Warok. Sedangkan pementasan kesenian Reog sendiri masih diperbolehkan karena sudah terlanjur menjadi sebuah kesenian yang populer di masyarakat, namun dengan alur baru dalam jalan ceritanya dan penambahan karakter dari cerita rakyat Ponorogo yakni Kelono Sewandono, Dewi Songgolangit serta Sri Genthayu.

Saat ini alur cerita Reog Ponorogo mempunyai versi resmi tentang seorang Raja Ponorogo beserta pasukannya yang terdiri dari Raja Kelono dan wakilnya yang bernama Bujang Anom serta para Warok yang berkeinginan untuk melamar Dewi Ragil Kuning, seorang putri dari Kediri. Namun di tengah perjalanan Sang Raja dihadang oleh pasukan Raja Singabarong dari Kediri yang terdiri dari merak dan singa.

Kesenian Reog biasanya digelar dalam beberapa acara penting seperti pernikahan, khitanan maupun hari-hari besar nasional. Kesenian Reog ini terdiri dari beberapa rangkaian, yang dibuka dengan adegan tarian pembukaan yang berjumlah dua hingga tiga tarian yang disusul dengan tarian inti dimana tarian tersebut tergantung dari acara yang sedang dilaksanakan. Adegan yang terakhir berupa tarian Singa Barong dimana sang penari harus menopang topeng dengan giginya. Topeng tersebut berbentuk kepala singa dan berbulu merak dengan berat dapat mencapai 50 hingga 60 kilogram.

Terdapat beberapa tokoh dalam kesenian Reog, diantaranya adalah Jathil berupa prajurit berkuda, Warok berupa seorang tokoh yang digambarkan menguasai ilmu baik lahir maupun batin, Barongan (Dadak Merak) berupa peralatan tari pada kesenian Reog, Klono Sewandono atau Raja Kelono berupa seorang tokoh raja yang mempunya kesaktian yang mempunyai senjata pusaka Kyai Pecut berupa cemeti serta Bujang Ganong atau Ganongan atau dikenal juga dengan nama Patih Pujangga Anom berupa seorang tokoh patih yang sakti, cerdik, jenaka dan berkemauan keras.

Sumber : utiket.com

No comments:

Post a Comment