Saturday, October 5, 2013

Sekilas Sejarah Wayang di Indonesia



Wayang merupakan suatu bentuk karya seni budaya yang adiluhur dan sarat dengan kandungan nilai falsafah dan merupakan peninggalan asli milik bangsa Indonesia. UNESCO sendiri sudah menetapkan wayang sebagai warisan pusaka dunia yang berasal dari Indonesia pada tanggal 7 November 2003 lalu. Wayang berasal dari kata “Wayangan” yang memiliki makna sebuah penggambaran wujud tokoh serta cerita agar bisa tergambar dengan jelas dalam batin si penggambar karena wujud aslinya telah hilang.

Wayang adalah kebudayaan tertua dan asli dari Indonesia. Pertunjukkannya sendiri sudah dikenal di Indonesia sejak zaman Neolitikum atau sekitar tahun 1500 SM, jauh sebelum kedatangan orang-orang Hindu. Prasasti tertua yang memberikan informasi tentang pewayangan di Indonesia berasal dari prasasti pada masa pemerintahan Raja Airlangga, yakni pada abad ke-10 Masehi. Awalnya, wayang merupakan suatu bentuk bagian dari kegiatan menyembah Sang Hyang dan biasa dilakukan pada saat masa panen maupun masa bercocok tanam yang dilakukan dalam bentuk upacara Ruwatan, Tingkeban maupun Merti Desa dengan harapan agar panen berhasil maupun agar terhindar dari segala bentuk macam musibah. Baru pada tahun 898-910 Masehi, wayang sudah menjadi wayang purwa, namun masih mempunyai fungsi yang sama yakni ditujukan untuk menyembang Sang Hyang. Kemudian pada prosesnya, seni budaya wayang ini semakin dikembangkan pada zaman masuknya agama Hindu, hingga terjadi pembaharuan lagi pada zaman masuknya agama Islam di Indonesia.

Kebudayaan wayang di Indonesia memang sudah banyak diteliti oleh para cendekiawan dan budayawan baik dari dalam maupun dari luar negeri. Terdapat persamaan pendapat, namun tidak sedikit juga yang berbeda pendapat. Walaupun begitu, semuanya sependapat bahwa wayang di Indonesia sudah ada dan berkembang di Indonesia sejak zaman kuno, yakni sekitar tahun 1500 SM, jauh sebelum agama dan budaya luar masuk ke Indonesia. Jadi wayang dalam bentuknya yang masih sangat sederhana merupakan budaya asli dari Indonesia dimana pada prosesnya budaya ini semakin berkembang setelah bersentuhan dengan unsur-unsur lain sehingga wujud beserta isinya seperti yang kita ketahui saat ini.

Tidak dapat dipungkiri bahwa sebuah seni budaya akan selalu berubah dan berkembang mengikuti perubahan zaman. Wayang yang ada saat ini berbeda dengan wayang yang ada di masa lalu dan bisa jadi juga wayang di masa depan akan berubah sesuai zamannya. Namun perubahan seni budaya wayang ini tetap tidak berpengaruh pada jati dirinya yang telah tertanam dalam sejarah wayang itu sendiri karena wayang telah memiliki landasan utama yang sangat kokoh. Landasan utama itu terdiri dari tiga, yaitu adalah sifat Hamot: kemampuan dan keterbukaan budaya ini untuk menerima pengaruh dan masukan dari dalam maupun luar, Hamong: kemampuan untuk menyaring unsur-unsur baru tersebut sesuai dengan nilai-nilai wayang yang ada, dan Hamemangkat: kemampuan mengangkat suatu nilai menjadi nilai baru yang sesuai dengan nilai-nilai wayang  sehingga menyebabkannya memiliki daya tahan serta daya kembang wayang yang mengikuti perubahan dan perkembangan zaman.

Sumber : utiket.com

No comments:

Post a Comment