Tari Merak merupakan tarian khas yang berasal dari tanah Pasundan. Tarian ini merupakan tarian kreasi baru yang menceritakan tentang kehidupan burung merak. Tari Merak diciptakan oleh seorang seniman Sunda yakni, Raden Tjetje Somantri pada tahun 1950 yang kemudian dibuat ulang oleh Irawati Durban pada tahun 1965.
Kebanyakan orang salah mengira bahwa tarian ini menceritakan tentang kehidupan burung merak betina. Padahal dalam tarian ini justru menceritakan tentang kehidupan dan pesona burung merak jantan yang terkenal pesolek. Dalam tarian ini, digambarkam bahwa merak jantanlah yang akan memamerkan keindahan bulu ekornya yang mekar berwarna-warni untuk menarik hati sang betina. Hanya saja, memang keanggunan gerak tari dari merak jantan hanya bisa digambarkan dari para penari wanita.
Tari Merak biasanya dimainkan oleh tiga orang penari atau lebih secara bersama-sama. Masing-masing penari memiliki fungsi sebagai laki-laki dan wanita. Para penari akan memakai pakaian yang memiliki motif seperti bulu merak. Pada pakaiannya juga akan dilengkapi dengan sepasang sayap yang menggambarkan bentuk dari bulu merak jantan yang sedang dikembangkan. Tak hanya itu, hiasan kepala / mahkota yang dipakai di kepala para penari semakin memperjelas gambaran tentang burung merak. Lagu Macan Ucul biasanya menjadi iringan lagu untuk tarian ini.
Tari Merak mempunyai banyak fungsi diantaranya dipentaskan untuk menyambut tamu agung dalam sebuah acara atau ritual, sebagai tari persembahan untuk para tamu yang hadir dalam resepsi pernikahan, maupun sebagai sarana untuk memperkenalkan budaya Indonesia di tingkat internasional.
Sumber : utiket.com
No comments:
Post a Comment