Tiger Airways Holdings Ltd (TGR) menyebut, berhenti terbangnya Tigerair Mandala, yang juga anak usahanya di Indonesia, lantaran maskapai mencoba untuk merestrukturisasi anggaran operasi. Hal tersebut diungkapkan Tiger sendiri melalui sebuah pernyataan kepada bursa efek Singapura.
“Mandala akan menghentikan penerbangan dari 1 Juli. Mandala tidak akan mampu mempertahankan operasinya dan pemegang saham utama maskapai ini memutuskan untuk menghentikan pendanaan,” kata Tiger.
Sebelumnya, sebagai bagian dari restrukturisasi setelah kerugian pemasangan yang dilakukan oleh pemegang saham terbesar di Singapura Air setelah menunjuk chief executive officer baru untuk maskapai penerbangan bertarif rendah itu, Tiger Air telah mengandangkan armadanya dan membatalkan pesanan pesawat
Upaya ini merupakan tantangan yang dihadapi penerbangan bertarif murah di Asia Tenggara, di mana kompetisi di antara setengah lusin operator telah mendorong harga turun.
“Ini jelas merupakan contoh dari kondisi yang sangat menantang yang dihadapi operator di wilayah ini. Memimpin biaya rendah yang pasti dalam posisi yang rentan,” kata Brendan Sobie, seorang analis CAPA Centre for Aviation, yang berbasis di Singapura.
Perlu diketahui, saham Tiger Air naik 2% menjadi 50 sen Singapura pada pukul 09:10 di Singapura sekaligus mengurangi penurunan tahun ini menjadi 2%. Kepala Executive Officer Tiger Air Lee Lik Hsin menuturkan, keuangan Mandala mencerminkan tantangan yang dihadapi di lingkungan operasi yang sulit.
Ketika wilayah Asia-Pasifik tetap yang paling menjanjikan bagi pertumbuhan wisata, dengan sepertiga dari Airbus Group NV (AIR) dan Boeing Co (BA), pembelian jet frenzy dapat menjadi pendekatan yang lebih bijaksana bagi operator untuk menyesuaikan diri dengan tantangan persaingan yang ketat dan infrastruktur yang tidak memadai.
Sumber : Foto: Arif Fauzi / PhotoV2.com for Indo-Aviation.com
No comments:
Post a Comment